Rabu, 07 Januari 2015

Rancangan Tugas Akhir MK Kreativitas (REVISI)

Disusun oleh : Kelompok 6
Lisdiana Sani Namora Hrp     (11-002)
Islahati Batubara                    (11-008)  
Rika Damayanti                     (11-018) 
Ayu Puspita                           (11-078) 
Liandra Khairunnisa               (11-100)

                                                         Membuat aksesoris (Meronce)
Meronce adalah teknik membuat benda pakai atau benda hias dari bahan manik-manik atau biji-bijian yang dirangkai dengan benang. Ada dua macam manik-manik yang biasa digunakan untuk meronce. Jenis pertama adalah manik-manik yang terbuat dari bahan alam seperti manik-manik batu, kayu, kulit kerang, biji-bijian, dan mutiara. Jenis kedua yaitu manik-manik yang terbuat dari bahan buatan seperti manik-manik kaca, mutiara imitasi, dan manik-manik plastik. Bahan roncean terdiri dari dua bagian yaitu  : 
(1)   Bahan Alam, Bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji-bijian (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji kapuk randu)
(2)   Bahan Buatan, Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, seperti mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet ketimbang bahan alami dari biji-bijian. 
Kegiatan meronce dilakukan melalui dua tahap, yaitu (1) Tahap perancangan dan (2) Tahap pembuatan.
1. Tahap Perancangan Karya
Untuk merancang karya roncean dapat dilakukan dengan cara menggambar di kertas karya benda roncean yang hendak dibuat. Sebaiknya berikan juga keterangan bahan yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam membuat karya benda tersebut.
2. Tahap Pembuatan Karya
Membuat Roncean Aksesoris Manik-manik
Alat dan Bahan :
- Manik– manik (bentuk dan warna disesuaikan dengan keinginan masing-masing)
- Benang
- Jarum
- Pengait                                  
Cara Membuat :
-          Gunting benang sepanjang yang anda inginkan
-          Masukkan benang ke dalam jarum
-          Selanjutnya, dengan bantuan jarum masukkan manik – manik sampai penuh
-          Sekarang, aksesoris indah roncean pun telah jadi.

Strategi 4P dalam Pengembangan Kreativitas
Kreativitas : Pribadi, Pendorong, Proses, dan Produk (4P)
            Setiap orang pada dasarnya memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk menggunakapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan kadar yang berbeda-beda. Sehubungan dengan pengembangan kreativitas dan untuk memenuhi tugas akhir performa kelompok mata kuliah kreativitas, kami menggunakan teori Pribadi, Pendorong, Proses dan Produk (4P) yang menjadi aspek penunjang kreativitas. Berikut adalah penjabaran teori 4 P :
1. Pribadi
            Kreativitas adalah ungkapan atau ekspresi dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk yang inovatif.  Jika dikatikan dengan performa kelompok kami, yang terdiri dari 5 orang, kami adalah individu-individu dengan kreativitas yang berbeda-beda. Setelah bergabung dalam satu kelompok, ketika kami mendiskusikan performa apa yang akan kelompok tampilkan, kami menunjukkan kreativitas kami dari cara berfikir yang ditunjukkan dengan penyampaian pendapat yang berbeda-beda. Awalnya kelompok kami berencana untuk melakukan kegiatan menyulam tetapi karena terkendala oleh beberapa anggota kelompok yang tidak mahir menyulam akhirnya kami membatalkan rencana tersebut dan setelah melakukan brainstorming kembali memutuskan untuk melakukan kegiatan meronce. Kegiatan meronce yang kami lakukan adalah kegiatan membuat aksesoris berupa kalung dan gelang dengan bahan manik-manik.
2. Pendorong
            Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan kuat dalam dirinya sendiri (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung tetapi dapat pula terhambat dalam lingkungan yang tidak menunjang. Di dalam keluarga, di sekolah, di dalam lingkungan pekerjaan maupun di dalam masyarakat harus ada penghargaan dan dukungan terhadap sikap dan perilaku kreatif individu atau kelompok individu.
            Dalam kelompok kami, bakat kreatif berupa ide-ide tentang performa kelompok mulai bermunculan ketika pemberitahuan mengenai tugas akhir performa kelompok di sampaikan di dalam kelas. Setiap anggota kelompok memiliki motivasi untuk  menyelesaikan tugas ini dengan baik. Salah satu contoh motivasi internal yang ada dalam diri tiap-tiap anggota kelompok adalah menampilkan performa dengan sebaik-baiknya sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan dalam mata kuliah kreativitas. Deadline yang diberikan dan dukungan dari dosen serta teman-teman juga menjadi menjadi motivasi dan dorongan bagi kelompok dalam pengerjaan preforma kelompok.
3. Proses
            Untuk mengembangkan kreativitas, perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Penting untuk memberi kebebasan kepada individu untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif, tentu saja dengan persyaratan tidak merugikan orang lain atau lingkungan. Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah proses bersibuk diri secara kreatif tanpa perlu selalu atau terlalu cepat menuntut dihasilkannya produk-produk kreatif yang bermakna.
            Dalam proses pengerjaan performa kelompok, kelompok sempat menyibukkan diri untuk memikirkan konsep dan pengerjaan performa yang akan ditampilkan. Kelompok memulai prosesnya dengan brainstorming, setelah adanya keputusan untuk membuat roncean berupa kalung dan gelang dari manik-manik, kelompok membuat konsep dan mempostingnya di blog masing-masing kemudian barulah  kelompok membeli alat dan bahan roncean selanjutnya,kelompok meluangkan satu harian penuh untuk menghasilkan produk berupa kalung dan gelang. Proses kreativitas dirasakan berperan ketika kelompok melakukan kegiatan meronce.
4. Produk
            Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana  keduanya mendorong (press) seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri pribadi kreatif, dan dengan dorongan (internal maupun eksternal) untuk bersibuk diri secara kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan timbul.
Setiap individu dalam kelompok ingin menghasilkan kalung dan gelang yang cantik dan menarik. Kondisi ini berkaitan dengan pribadi dan lingkungan yang mendukung setiap individu dalam menghasilkan produk roncean terbaiknya. Ketika anggota kelompok secara internal termotivasi untuk menghasilkan roncean yang cantik dan menarik ia akan bekerja secara sungguh-sungguh sehingga dengan kesungguhannya jadilah gelang dan kalung hasil roncean yang bagus. Ketika setiap orang dalam kelompok menghasilkan roncean yang cantik dan menarik, performa kelompok akan semakin baik karena setiap anggota kelompok telah memberikan usaha terbaik mereka yang terlihat dari hasil yang  menarik secara merata di dalam kelompok.
 Kalung dan gelang hasil roncean merupakan produk kreatif yang bermakna bagi kelompok.  Setiap anggota terlibat secara aktif dalam pengerjaan produknya dan memberikan waktu serta tenaganya secara sungguh-sungguh sehingga hasil roncean yang akan ditampilkan dalam performa kelompok terlihat cantik dan menarik. Lingkungan yang mendukung berupa kesempatan memilih bahan, kesempatan untuk berekspresi secara pribadi melalui hasil roncean dan motivasi untuk mendapatkan nilai tertinggi menjadi hal-hal lainnya dalam kegiatan meronce sehingga kelompok dapat menghasilkan produk berupa aksesoris hasil roncean yang terlihat cantik dan menarik.
Terima Kasih :)


Minggu, 16 November 2014

Tempat Permen dari Botol Bekas



Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Disini saya akan menceritakan proses pembuatan tempat permen dari botol bekas. Ketika saya jalan ke dapur, saya melihat banyak tumpukan botol bekas. Karena saya punya tugas untuk membuat suatu hal yang kreativitas,  akhirnya saya pun mulai mencari-cari di internet mengenai hal kreativ dari bahan utama botol bekas. Ketika saya melihat-lihat, ternyata ada satu gambar yang membuat saya tertarik, yaitu membuat tempat permen dari botol bekas. Saya pun mulai membuat tempat permen tersebut dengan pengetahuan saya sendiri.

  • Alat dan bahan yang dibutuhkan:
  1. 2 buah botol bekas 
  2. Pisau Cuttter
  3. Korek Api
  4. Lilin
  5. Obeng Kecil (untuk melubangi botol)
  6. Cat warna pink
  7. Tiner
  8. Gelas Bekas
  9. Kuas
  10. Resleting warna coklat
  11. Benang Jahit warna coklat
  12. Jarum Jahit
  • Cara membuat:
  1. Potong bagian bawah dari kedua botol bekas dengan menggunakan pisau cutter. 
  2. Nyalakan api lilin. 
  3. Panaskan obeng dengan api lilin, kemudian lubangi bagian sisi atas dari botol yang telah dipotong. 
  4. Gabungkan cat dengan tiner.
  5.  Kemudian cat keseluruhan bagian luar botol. 
  6. Setelah cat kering, jahitlah botol dengan resleting dengan menggunakan benang jahit dan jarum. 
  7. Akhirnya, jadilah sebuah tempat permen dari botol bekas. 
Proses pembuatan dapat dilihat di : Tempat Permen dari Botol Bekas by Islahati Batubara (11-008)


 Hasilnya :


Kamis, 23 Oktober 2014

Tugas Akhir Kelompok Mata Kuliah Kreativitas



Rancangan Tugas Akhir MK Kreativitas

Disusun oleh : Kelompok 6
Lisdiana Sani Namora Hrp      (11-002)
Islahati Batubara                     (11-008)
Rika Damayanti                      (11-018)
Ayu Puspita                            (11-078)
Liandra Khairunnisa                (11-100)

                                                Membuat aksesoris (Meronce)
Meronce adalah teknik membuat benda pakai atau benda hias dari bahan manik-manik atau biji-bijian yang dirangkai dengan benang. Ada dua macam manik-manik yang biasa digunakan untuk meronce. Jenis pertama adalah manik-manik yang terbuat dari bahan alam seperti manik-manik batu, kayu, kulit kerang, biji-bijian, dan mutiara. Jenis kedua yaitu manik-manik yang terbuat dari bahan buatan seperti manik-manik kaca, mutiara imitasi, dan manik-manik plastik. Bahan roncean terdiri dari dua bagian yaitu  : 
(1)   Bahan Alam, Bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji-bijian (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji kapuk randu)
(2)   Bahan Buatan, Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan, seperti mote-mote atau manik - manik yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet ketimbang bahan alami dari biji-bijian. 
Kegiatan meronce dilakukan melalui dua tahap, yaitu (1) Tahap perancangan dan (2) Tahap pembuatan.
1. Tahap Perancangan Karya
Untuk merancang karya roncean dapat dilakukan dengan cara menggambar di kertas karya benda roncean yang hendak dibuat. Sebaiknya berikan juga keterangan bahan yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kita dalam membuat karya benda tersebut.
2. Tahap Pembuatan Karya
Membuat Roncean Aksesoris Manik-manik
Alat dan Bahan :
- Manik– manik (bentuk dan warna disesuaikan dengan keinginan masing-masing)
- Benang
- Jarum
- Pengait kalung                                  
Cara Membuat :
- Masukkan benang ke dalam jarum lalu ikatkan pengait dengan benang. Selanjutnya, dengan
   bantuan jarum masukkan manik – manik satu per satu.
- Isi benang tersebut dengan manik – manik sampai penuh, kemudian akhiri rangkaian dengan
   pengait. Sekarang, aksesoris indah roncean pun telah jadi.


Terima Kasih :)

Minggu, 10 Juni 2012

Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Suram & Rizzo (1979) menyebutkan ABK adalah :
"Anak yang memiliki perbedaan dalam beberapa dimensi penting dari fungsi kemanusiannya. Mereka adalah yang secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal sehingga memerlukan penganan yang terlatih dari tenaga profesional."
 Mangusnong (2009) menyebutkan ABK sebagai :
"Anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebnayakan anak lainnya."
Perbedaannya meliputi : ciri-ciri mental, kemampuan sensorik, fisik dan neuro maskular, perilaku sosial dan emosional, kemampuan berkomunikasi, ataupun kombinasi 2 atau lebih dari berbagai hal tersebut.
Berbagai istilah yang berkaitan dengan ABK :
Disability, menunjukkan berkurang atau hilangnya fungsi organ atau bagian tubuh tertentu. Biasanya istilah ini digunakan secara bergantian dengan "impairment".
Handicap, merupakan masalah atau dampak dari kerusakan (disability atau impairment) yang dialami oleh individu ketika berinteraksi dengan lingkungan.
At risk, anak yang meskipun tidak teridentifikasi memiliki kerusakan namun berpeluang mengalami hambatan atau masalah tertentu.
Siswa berkebutuhan khusus adalah mereka yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan potensi kemanusiaannya secara utuh akibat adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan orang lainnya.

Pendidikan khusus/luar biasa adalah :
"Instruksi yang didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dari siswa berkebutuhan khusus."
Tujuan utama dari pendidikan khusus adalah :
"menentukan dan menitikberatkan kemampuan siswa berkebutuhan khusus"
Tujuan pendidikan khusus :

  1. Mengembangkan kehidupan anak didik dan siswa sebagai pribadi
  2. Mengembangkan kehidupan anak didik sebagai anggota masyarakat
  3. Mmempersiapkan siswa untuk dapat memiliki keterampilan sebagai bekal memasuki dunia kerja
  4. Mmepersiapkan anak didik dan siswa untuk mengikuti pendidikan lanjutan
Model penyelenggaraan pendidikan khusus :
A. Segregasi

  • Anak berkebutuhan khusus belajar dalam lingkungan yang berisi anak-anaka berkebutuhan khusus juga
  • Jenisnya dapat berupa TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB
  • Kelemahan : Sering fokus pada apa yang tidak dapat dilakukan anak sehingga dapat menimbulkan masalah konsep diri. Anak cenderung terisolasi sehingga kehilangan kesempatan untuk berin teraksi dengan teman sebaya dan belajar tentang perilaku dan keterampilan yang tepat.
B. Integrasi

  • Anak berkebutuhan khusus diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan anak=anak normal disekolah reguler
  • Bentuknya bermacam-macam :
  1. Integrasi dalam acara-acara tertentu
  2. Berada dalam satu kompleks sekolah umum dengan gedung & jadwal yang berbeda
  3. Memiliki jadwal istirahat yang sama tetapi tidak ada kegiatan bersama
  4. Anak belajar di kelas khusus dulu
C. Inklusi

  • Staub dan Peck (1995) mengemukakan bahwa pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh dikelas reguler
  • Sapon-Shevin (dalam O'Neil, 1995) menyatakan bahwa pendidikan inklusif sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani disekolah-sekolah terdekat, dikelas reguler bersama-sama teman seusianya. Oleh karena itu, ditekankan adanya restrukturisasi sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, artinya kaya dalam sumber belajar dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orangtua, dan masyarakat sekitarnya.
Diagnosis atau Pelabelan Keluarbiasaan
  • Perlu memperhatikan : sikap professional dari orang yang melakukan identifikiasi, ada krieria yang jelas, dan tidak hanya fokus pada klasifikasi tetapi juga pada masalah dan pengananan yang tepat
  • Dampak positif : Memungkinkan anak mendapat perlakuan dan penerimaan yang tepat dari lingkungan
  • Dampak negatif : dapat membuat lingkungan memandang anak secara negatif, begitu juga anak memandang dirinya sendiri secara negatif.
Prevalensi ALB :
  • Menurut PBB, hingga tahun 2000 terdapat sekitar 500 juta orang cacat, sekitar 80 % diantaranya hidup di negara berkembang.
Statistik PLB
  • Tahun 1999/2000 hanya 37.460 anak cacat yang telah mendapat pelayanan pendidikan khusus, sedangkan anak yag berbakat jumlahnya jauh lebih sedikit. Semuanya ditampung dalam 36 PLB negeri & 832 PLB swasta
Bentuk dan jenis PALB
  • Bentuk pendidikan khusus :
  1. SLB (PP No. 27 Tahun 1991) terdiri dari :
          - TKLB
          - SDLB
          - SMPLB
          - SMALB
    
     2. Sekolah Inklusi (UU Sisdiknas 2003)

  • Jenis SLB
  1. SLB A : untuk tuna netra
          Persyaratan : keterangan dari dokter mata, umur sebaiknya 3-7 tahun dan tidak lebih dari 14 tahun
     
     2.  SLB B : untuk tuna rungu

          Persyaratan : keterangan dari dokter THT, umur sebaiknya 5-11 tahun

     3. SLB C : untuk tuna grahita IQ 50-75
       
         C1 : untuk tuna grahita IQ 25-50

         Persyaratan : keterangan IQ dari psikolog, keterangan dari sekolah terakhir dan umur sebaiknya, 5,5- 
        11 tahun

     4. SLB D : untuk tuna daksa dengan IQ normal

         D1 : untuk tuna daksa dengan IQ < normal

         Persyaratan : keterangan dari dokter umum, ortopedi dan syaraf, keterangan psikolog, umur 3-9 tahun

    5. SLB E : untuk tuna laras

        Persyaratan : anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri atau pernah melakukan kejahatan, umur
        antara 6-18 tahun

   6. SLB G : untuk tuna ganda

       Persyaratan : keterangan dari dokter dan psikolog

 
 
 
 
 

Andragogi

1. Pengertian dan beberapa asumsi dasar andragogi
2. Tujuan dan pertimbangan filosofis andragogi

Pengertian dan beberapa asumsi dasar POD

  • POD merupakan proses pendidikan menyeluruh bagi orang dewasa cacad maupun tidak cacad secara berkelanjutan
  • Orang dewasa dapat ditelusuri dari aspek giologis, psikologis dan sosiologi
Definisi POD
  • UNESCO menyatakan :
POD sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasi, apapun isi, tingkatan dan metodanya. Baik formal maupun tidak, yang melanjutkan maupun menggantikan pendidikan semula di sekolah, perguruan tinggi dan universitas serta latihan kerja yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat dalam mengembnagkan kemampuan, memperkaya pengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya dan mengakibatkan perubahan pada perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam perkembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.

Karakteristik POD
  • Orang dewasa telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup
  • Orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar
  • Orang dewasa telah memiliki banyak peranan dan tanggung jawab
  • Kurang percaya pada kemampuan diri untuk belajar kembali
  • Orang dewasa lebih beragam dari pada pemuda
  • Makna belajar bagi orang dewasa
Tujuan POD

Menurut Houle (1972 dalam Yusnadi, 200-), POD memiliki 5 orientasi :
  1. Memusatkan pada tujuan
  2. Memenuhi kebutuhan dan minat
  3. Menyerupai sekolah
  4. Menguatkan kepemimpinan
  5. Mengembangkan lembaga POD
  6. Meningkatkan informalitas
Sedangkan menurut Bergevin (-dalam Yusnadi, 200-), tujuan POD adalah :
  1. Membantu pelajar mencapai suatu tingkat kebahagiaan dan makna dalam kehidupan
  2. Membantu pelajar memahami diri sendiri, bakat dan keterbatasannya serta hubungan dengan orang lain
  3. Membantu orang dewasa mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup
  4. Memberi kondisi dan kesempatan
  5. Memberikan jika dibutuhkan
Yusnadi menyimpulkan : tujuan POD adalah :
  1. Membantu orang-orang melakukan penyesuaian psikologi terhadap kondisi sosial dan dunia alamiah mereka dengan melengkapi aspek pengetahuan, ketrampilan dan sikap
  2. Melengkapi orang dewasa dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan guna menemukan dan memecahkan masalah yang mungkin mereka hadapi dengan menekankan pada keterampilan-keterampilan memecahkan masalah dan tidak pada isi atau subjek matter
  3. Membantu orang-orang dewasa merubah kondisi sosial mereka
  4. Membantu orang-orang dewasa menjadi bebas, individu-individu otonom
Seorang manusia harus mempersembahkan dirinya kepada dunia dan kebenaran, tidak berarti bahwa ia harus kehilangan dirinya sendiri atau kehilangan kebebasannya

Paedagogi

Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Pedagogi juga kadang-kadang merujuk pada penggunaan yang tepat dari strategi mengajar. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru. Salah satu contohnya adalah aliran pemikiran Sokrates.
Etimologi
Kata "pedagogi" berasal dari Bahasa Yunani kuno παιδαγωγέω (paidagōgeō; dari παίς país:anak dan άγω ági: membimbing; secara literal berarti "membimbing anak”). Di Yunani kuno, kata παιδαγωγός biasanya diterapkan pada budak yang mengawasi pendidikan anak tuannya. Termasuk di dalamnya mengantarnya ke sekolah (διδασκαλείον) atau tempat latihan (γυμνάσιον), mengasuhnya, dan membawakan perbekalannya (seperti alat musiknya).
Kata yang berhubungan dengan pedagogi, yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. Malcolm Knowles mengungkapkan istilah lain yang mirip dengan pedagogi yaitu andragogi, yang merujuk pada ilmu dan seni mendidik orang dewasa.


http://id.wikipedia.org/wiki/Pedagogi


SIMULASI MINI



Kelompok 7:

Islahati Batubara (11-008) 

A. Simulasi Paedagogi  

Paedagogi merupakan seni mengajar pada anak. Pengajaran berfokus pada teacher  center, dimana seorang guru lah yang menjadi sumber informasi pengajaran.  

Setting: Mengajarkan anak TK

Di suatu ruangan ada salah seorang guru yang sedang mengajarkan kepada anak muridnya tentang bagaimana membuat segi 4 dari sebuagh kertas, kemudian terjadilah dialog sebagai berikut ini:

Ibu  guru                    : selamat siang anak-anak
murid-muridnya        : siang ibu guru
ibu guru                     : nah sekarang kita akan belajar cara membuat segi 4 dari kertas 
                                      coba pegang kertasnya,lalu ikutin seperti yang ibu lakukan ya
murid-muridnya        : iya ibu guru

Nah disini ibu gurunya memberikan arahan kepada anak muridnya tentang bagaimana membuat segi 4 dari kertas, dimana si anak juga belum mengerti bagaimana pemecahan masalahnya jika disuruh membuat hal seperti itu.

B. Simulasi Andragogi

Andragogi merupakan seni mengajar yang diberikan pada orang dewasa. Pengajaran harus dibedakan dengan anak karena orang dewasa sudah memiliki pengalaman yang lebih kaya dari pada anak-anak. 

SettingTraining Motivasi

Suatu perusahaan melakukan training untuk mengetahui motivasi yang terjadi pada trainee nya, kemudian terjadilah dialog sebagai berikut ini:

Trainer           : selamat siang rekan-rekan sekalian, hari ini saya sebagai trainer
akan memberikan materi mengenai motivasi, baiklah sebelum
memulai materi saya terlebih dahulu akan menanyakan
makna dari motivasi tersebut kepada rekan-rekan sekalian. Sebelumnya
apa itu motivasi? Apakah ada yang sudah mengetahuinya?
Trainee           : saya (sambil mengacungkan tangan),motivasi adalah dorongan
yang terjadi didalam diri kita untuk mencapai tujuan yang ingin kita capai
Trainer           : kamu pernah gak merasa termotivasi?
Trainee           : ya saya pernah yaitu seperti ini nih, saya merasa sangat
termotivasi untuk menjawab pertanyaan dari ibu tadi

C. Perbedaan Simulasi Paedagogi dan Andragogi

Pada simulasi Paedagogi informasi  sistem mengajarnya masih tergantung pada si anak. Sementara pada simulasi Andragogi,sistem belajarnya sudah mandiri.