Sabtu, 12 Mei 2012

Blended Learning

Sekarang ini, kita telah memasuki masa yang disebut sebagai abad pengetahuan (knowledge age). Tahapan perkembangan budaya manusia terdiri atas empat tahap, yaitu: abad agraris (sebelum tahun 1880), abad industri (1880–1985), abad informasi (1955–2000), dan abad pengetahuan (1995–sekarang) (Galbreth, 1999). Tahapan tonggak-tonggak sejarah peradaban manusia tersebut dilalui melalui belajar sepanjang hayat. Pada abad pengetahuan, berbagai karakteristik yang melingkupi kehidupan sangat berbeda dengan karakteristik kehidupan pada abad industri dan abad pertanian. Pada abad pengetahuan teknologi utama yang menjadi landasannya adalah komputer, pada abad industri berupa mesin, sedangkan pada abad pertanian adalah bajak.

Ciri-ciri pembelajaran pada abad pengetahuan, yaitu: guru sebagai fasilitator, pembimbing dan konsultan, guru sebagai kawan belajar, belajar diarahkan oleh orang yang belajar, belajar secara terbuka, fleksibel sesuai keperluan, belajar terutama berdasarkan proyek dan masalah, berorientasi pada dunia empirik dengan tindakan nyata, metode penyelidikan dan perancangan, menemukan dan menciptakan, kolaboratif, berfokus pada masyarakat, hasilnya terbuka, keanekaragaman yang kreatif, komputer sebagai peralatan semua jenis belajar, interaksi multimedia yang dinamis, serta komunikasi yang tidak terbatas.

Blended Learning Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/ campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Makna asli sekaligus yang paling umum blended learning mengacu pada belajar yang mengkombinasi atau mencampur antara pembelajaran tatap muka (face to face = f2f) dan pembelajaran berbasis komputer (online dan offline). Istilah blended learning pada awalnya digunakan untuk menggambarkan mata kuliah yang mencoba menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online. Namun, pengertian pembelajaran berbasis blended learning adalah pembelajaran yang mengkombinasi strategi penyampaikan pembelajaran menggunakan kegiatan tatap muka, pembelajaran berbasis komputer (offline), dan komputer secara online (internet dan mobile learning). Pembelajaran berbasis Blended learning berkembang sekitar tahun 2000 dan sekarang banyak digunakan di Amerika Utara, Inggris, Australia, kalangan perguruan tinggi dan dunia pelatihan. Melalui blended learning semua sumber belajar yang dapat memfasilitasi terjadinya belajar bagi orang yang belajar dikembangkan. Pembelajaran blended dapat menggabungkan pembelajaran tatap muka (face-to-face) dengan pembelajaran berbasis komputer. Artinya, pembelajaran dengan pendekatan teknologi pembelajaran dengan kombinasi sumber-sumber belajar tatap muka dengan pengajar maupun yang dimuat dalam media komputer, telpon seluler atau iPhone, saluran televisi satelit, konferensi video, dan media elektronik lainnya. Pebelajar dan pengajar/fasilitator bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran blended adalah memberikan kesempatan bagi berbagai karakteristik pebelajar agar terjadi belajar mandiri, berkelanjutan, dan berkembang sepanjang hayat, sehingga belajar akan menjadi lebih efektif, lebih efisien, dan lebih menarik.

Pembelajaran berbasis blended learning merupakan pilihan terbaik untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan daya tarik yang lebih besar dalam berinteraksi antar manusia dalam lingkungan belajar yang beragam. Belajar blended menawarkan kesempatan belajar untuk menjadi baik secara bersama-sama dan terpisah, demikian pula pada waktu yang sama maupun berbeda. Sebuah komunitas belajar dapat dilakukan oleh pelajar dan pengajar yang dapat berinteraksi setiap saat dan di mana saja karena memanfaatkan yang diperoleh komputer maupun perangkat lain (iPhone) sebagai fasilitasi belajar. Blended learning memberikan fasilitasi belajar yang sangat sensitif terhadap segala perbedaan karakteristik pskiologis maupun lingkungan belajar.

Sejarah Blended Learning Pembelajaran berbasis blended learning dimulai sejak ditemukan komputer, walaupun sebelum itu juga sudah terjadi adanya kombinasi (blended). Terjadinya pembelajaran awalnya karena adanya tatap muka dan interaksi antara pengajar dan pebelajar, setelah ditemukan mesin cetak maka guru memanfaatkan media cetak. Pada saat ditemukan media audio visual, sumber belajar dalam pembelajaran mengkombinasi antara pengajar, media cetak, dan audio visual. Namun terminologi blended learning muncul setelah berkembangkanya teknologi informasi sehingga sumber dapat diakses oleh pebelajar secara offline maupun online. Saat ini, pembelajaran berbasis blended learning dilakukan dengan menggabungkan pemb elajaran tatap muka, teknologi cetak, teknologi audio, teknologi audio visual, teknologi komputer, dan teknologi m-learning (mobile learning). Bersin (2004) menggambarkan sejarah blended learning yang berkembang di dunia pelatihan pada awalnya juga seperti yang dilakukan pada lembaga pendidikan yaitu sumber belajar utama adalah pelatih/fasilitator. Dengan ditemukannya teknologi komputer, pelatihan dilakukan menggunakan mainframe based yang dapat melakukan kegiatan pelatihan secara individual tidak bergantung pada waktu dan materi yang sama (tidak sinkron). Perkembangan berikutnya pembelajaran yang tetap mengguna-kan basis komputer tetapi daya jangkaunya menjadi lebih luas melintasi pulau dan benua karena perkembangan teknologi satelit. Demikian pula, isi pelatihan dilakukan pengebarannya melalui CD ROM dan internet. Saat ini pelatihan menggabungkan semua itu agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efisien dengan konsep kombinasi (blended).

Keuntungan Blended Learning Berdasarkan perkembangan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran, saat ini tidak ada metode pembelajaran tunggal yang ideal untuk semua jenis pembelajaran pelatihan, karena setiap teknologi memiliki keunggulan masing-masing. Teknologi cetak memiliki keunggulan yang sangat fleksibel sebagai sumber belajar, dapat dibawa ke mana-mana tanpa menggunakan listrik. Sedangkan komputer mempunyai keunggulan pembelajaran yang lebih interaktif dapat berupa teks, gambar, film, animasi dan dapat dikonversi dalam berbagai bentuk digital, tetapi mobilitasnya terbatas karena bergantung kepada catu daya listrik. Pada kasus tertentu pembelajaran melalui audio lebih efektif dibandingkan dengan video. Jadi masing-masing teknologi mempunyai keunggulan untuk tujuan belajar tertentu, untuk karakteristik bidang tertentu. Demikian juga metode pembelajaran untuk siswa di Sekolah Dasar dapat efektif, tetapi tidak untuk mahasiswa pascasarjana, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang berbeda untuk karakteristik pebelajar yang berbeda. Untuk memenuhi semua kebutuhan belajar dengan berbagai karakteristik orang yang belajar maka pendekatan melalui blended learning adalah yang paling tepat. Dengan blended leaning memungkinkan pembelajaran menjadi lebih profesional untuk menangani kebutuhan belajar dengan cara yang paling efektif, efisien, dan memiliki daya tarik yang tinggi. Keuntungan yang diperoleh dengan manfaat pembelajaran berbasis blended bagi lembaga pendidikan atau pelatihan adalah: • memperluas jangkauan pembelajaran/pelatihan; • kemudahan implementasi; • efisiensi biaya; • hasil yang optimal; • menyesuaikan berbagai kebutuhan pebelajar, dan • meningkatkan daya tarik pembelajaran.

Kerugiannya menurut saya adalah menjadikan siswa yang bersifat individualis, tidak ingin bersosialisasi , menyebabkan siswa yang tidak berani tampil sendiri melainkan harus selalu didampingi oleh alat-alat elektroniknya , bagi anak yang kurang mampu akan membuat sistem pembelajaran ini menjadi sangat sulit karena diperlukannya barang-barang yang mahal seperti laptop contohnya dll , dan jaringan yang tidak mendukung akan membuat siswa menjadi turun semangatnya dalam metode pembelajaran blended learning ini.

Peran Pengajar Peran pengajar dalam pembelajaran berbasis blended learning sangat penting dalam mengelola pembelajaran. Yang pasti pengajar harus melek informasi. Di samping memiliki keterampilan mengajar dalam menyampaikan isi pembelajaran tatap muka, pengajar juga harus memiliki kpengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan sumber belajar berbasis komputer (Microsoft Word dan Microsoft PowerPoint) dan keterampilan untuk mengakses internet, kemudian dapat menggabungkan dua atau lebih metode pembelajaran tersebut. Seorang pengajar dapat memulai pembelajaran dengan tatap muka terstruktur kemudian dilanjutkan dengan pembelajaran berbasis komputer offline dan pembelajaran secara online. Kombinasi pembelajaran juga dapat diterapkan pada integrasi e-learning (online), menggunakan komputer di kelas, dan pembelajaran tatap muka di kelas. Bimbingan belajar perlu diberikan kepada pebelajar sejak awal, agar para pebelajar memiliki keterampilan belajar kombinasi sejak awal, karena kemampuan ini akan menjadi alat belajar di masa depan. Peran pengjaar sangat penting karena hal ini memerlukan proses transformasi pengetahuan isi dan blended learning sebagai alat. Dengan makin baiknya sistem ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, maka penduduk dunia akan semakin banyak pula, oleh karena itu perlu dilakukan pembelajaran yang efisien dalam pemanfaatan sumber daya, pembelajaran berbasis blended learning merupakan suatu keniscayaan untuk dilaksanakan dalam sistem pembelajaran, khususnya di Indonesia. Kunci dari semua ini terletak pada peran pengajar yang mengusai kompetensi untuk mengelola pembelajaran berbasis blended learning.

Unsur-Unsur Blended Learning Pembelajaran berbasis blended learning mengkombinasikan antara tatap muka dan e-learning tinggi paling tidak memiliki 6 (enam) unsur, yaitu: (a) tatap muka (b) belajar mandiri, (c) aplikasi, (d) tutorial, (e) kerjasama, dan (f) evaluasi. Pembelajaran Tatap muka Pembelajaran tatap muka dilakukan seperti yang sudah dilakukan sebelum ditemukannya teknologi cetak, audio visual, dan komputer, pengajar sebagai sumber belajar utama. Pengajar menyampaikan isi pembelajaran, melakukan tanya jawab, diskusi, memberi bimbingan, tugas-tugas kuliah, dan ujian. Semua dilakukan secara sinkron (synchronous), artinya semua pebelajar belajar isi pembelajaran pada waktu dan tempat yang sama. Beberapa variasi yang dilakukan, misalnya dosen membagi perkuliahan ke dalam topik-topik yang harus di bahas oleh mahasiswa di depan kelas, mehasiswa membuat makalah untuk presentasi mahasiswa sebagai peserta dan melakukan klarifikasi, tanya-jawab, dan memecahkan masalah. Dengan menggunakan pendekatan berpusat pada pebelajar, kuliah dilakukan dengan tutorial, buku kerja, menulis makalah, dan penilaian. Pembelajaran Mandiri Dalam pembelajaran tatap muka, untuk mengakomodasi perbedaan individual kemudian berkembang dengan memberikan tugas belajar mandiri melalui pembelajaran menggunakan modul, sekarang di sekolah digunakan Lembar Kerja Siswa. Tujuannya tentu agar siswa yang berlainan karakteristik kecerdasannya akan belajar sesuai dengan kecepatan belajarnya. Dalam sumber belajar untuk pembelajaran mandiri ini, kebanyakan pengajar memerlukan buku teks 2 atau atau lebih sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran berbasis blended learning, akan banyak sumber belajar yang harus diakses oleh pebelajar, karena sumber-sumber tersebut tidak hanya terbatas pada sumber belajar yang dimiliki pengajar, perpustakaan lembaga pendidikannya saja, melainkan sumber-sumber belajar yang ada di perpustakaan seluruh dunia. Pengajar yang profesional dan kompeten dalam disiplin ilmu tentu dapat merancang sumber-sumber belajar mana saja yang dapat diakses untuk mengkombinasikan dengan buku, multi media, dan sumber belajar lain. Pembelajaran Berbasis Masalah Aplikasi dalam pembelajaran berbasis blended learning dapat dilakukan melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Masalah. Melalui pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan belajar berdasarkan masalah yang harus dipecahkan, kemudian melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang harus diakses untuk memecahkan masalah tersebut. Ini berbeda dengan pembelajaran konvensional, yang di tahap awal disajikan konsep, prinsip, dan prosedur yang diakhiri dengan menyajikan masalah. Asumsinya, pebelajar dianggap belum memiliki pengetahuan prasyarat untuk memecahkan masalah, sehingga konsep-konsep tersebut disajikan terlebih dahulu. Melalui pembelajaran berbasis masalah, pebelajar akan secara aktif mendefinisikan masalah, mencari berbagai alternatif pemecahan, dan melacak konsep, prinsip, dan prosedur yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut.

Inilah menurut saya hasil resume dari "apa itu blended learning". Dan referensinya adalah

Pengalaman Kuliah Online

Disini saya akan menceritakan penglaman saya mengenai kuliah online kemarin. Awalnya saya merasa sangat janggal dengan sistem ini, karena yang ada dalam fikiran saya adalah ini suatu hal yang ribet. Setelah saya diberikan diberitahu oleh teman-teman saya cara menggunakannya saya mulai berfikir bahwa ini adalah bukan suatu hal yang ribet kalau kita memang mau mempelajarinya. Ini akan membuat kita tidak ketinggalan oleh orang luar, seperti Jepang dan negara Eropa sana. Saya menyukai akan hal baru ini. Akan tetapi ada dua hal yang membuat saya sangat kewalahan dengan sistem ini, yaitu :
Pertama, gangguan yang terjadi pada jaringan (Jaringan Lemot), ini membuat saya menjadi kurang semangat akan mempelajari hal-hal baru seperti ini dalam bentuk online
Kedua, gangguan yang terjadi pada laptop saya yaitu baterai yang soak. Ini membuat saya sangat kewalahan , karena laptop harus selalu di cas selalu. Sementara, stop kontak yang ada di ruangan tidak memadai menurut saya untuk melayani kami yang apabila laptopnya sudah mati (lowbat).

Nah, jadi intinya menurut saya ini adalah hal yang sangat luar bisa untuk dicoba, karena kalau kita tidak mencobanya , kita tidak akan tahu betapa asyiknya menggunakan sistem perkuliahan kemarin. Walaupun ada sedikit terjadi gangguan , namun itu akan saya jadikan pelajaran di perkuliahan-perkuliahan online yang akan datang.

Ada satu hal yang ingin saya katakan kepada ibu dina "GOOD JOB BU DINA :)"

Kamis, 10 Mei 2012

Pendidikan anak prasekolah

Anak Pra Sekolah = Anak Usia Dini ?

Sejarah
1. Friedrick Froebel (1837) membuka sekolah Taman Kanak-kanak pertama di Jerman = Ayah pendidikan anak usia bayi
    - Pendidikan taman kanak-kanak perlu mengikuti sifat anak serta bermain merupakan suatu metode dari pendidikan dan cara dari anak untuk meniru kehidupan orang dewasa dengan wajar
    - Guru bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan, sehingga anak menjadi kreatif dan akan menyumbangkannya kepada masyarakat. Model rancangan sekolah Froebel di kemudian hari mempengaruhi rancangan sekolah di seluruh dunia (Patmonodewo, 2003)
2. John  Dewey tokoh yang mempengaruhi pendidikan di Amerika
    - Teori Dewey mengenai sekolah disebut sebagai "progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minat anak daripada matapelajaran sendiri. Sehingga muncullah istilah "child centered curriculum" dan "child schools".
    - Gerakan progresif tersebut mepertahankan bahwa sekolah sebaiknya mempersiapkan anak guna menghadapi kehidupan masa kini bukan masa yang akan datang yang belum jelas.
   - Kelas-kelas yang mengikuti ide Dewy, anak-anak akan berpartisipasi dalam kegiatan fisik, yang tercermin dalam kegiatan lari, melompat, dan segala macam gerakan atau aktivitas
    - Selain itu, Dewey juga menganggap bahwa belajar adalah kegiatan yang bercorak sosial
3. Montessori memiliki pemikiran yang banyak membawa pengaruh di seluruh dunia sampai saat ini
    - Sama seperti Froebel, Montessori memandang perkembangan anak usia dini sebagai suatu proses yang berkesinambungan. Hanya saja Montessori lebih memandang bahwa persepsi anak terhadap dunia sebagai dasar dari ilmu pengetahuan. Seluruh indra anak dilatih sehingga dapat menemukan hal-hal yang bersifat ilmu pengetahuan.
    - Kritik terhadap Montessori adalah kurang menekanakan pada perkembangan bahsa dan sosial serta pada program Montessori yang tradisional kurang menekankan pada perkembangan kreativitas, music dan seni. (Patmonodewo, 2003)
4. Ki Hjaar Dewantara banayk dipegaruhi oleh Frobel dan Montessori
    - Ciri khas pendidikan anak usia dini adalah budi pekerti dan sistem among. Bentuknya bukan mata pelajaran, tetapi menanmkan nilai, martabat kemanusiaan, nilai moral watak, dan pada akhirnya pembentukan manusia yang berkepribadian.
    - Inti dari sistem among adalah

  • Ing ngarso sing tulodo (pendidikan berada didepan wajib memberikan teladan bagi anak didik),
  • Ing madya mangun karso (pendidik berada ditengah-tengah harus lebih banyak membangun atau membangkitkan kemauan sehingga anak mempunyai kesempatan untuk mencoba berbuat sendiri) dan
  • Tut wuri handayani (pendidik di belakang wajib memberi dorongan dan memantau agar anak mampu bekeerja sendiri)
Definisi Pendidikan Anak Prasekolah
1. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 12 Ayat 2 menyebutkan bahwa pendidikan anak prasekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan dan keterampilan yang melandasi pendidikan dasar serta mengembangkan diri secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin seumur hidup (Patmonodewo, 2003).
2. Biechler dan Snowman (dalam Patmonodewo, 2003) : anak prasekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun
3. Manurut The National Association for The Education (Patmonodewo, 2003), istilah preschool adalah anak anata usia "toodler" (usia dimana anak mulai berjalan sendiri samapi usia tiga tahun) dan usia masuk kelas satu (biasanya antara tiga samapi dengan lima tahun)

Ruang Lingkup Usia Dini
1. Bayi (lahir-12 bulan)
2. Toodler (1-3 tahun)
3. Pra sekolah (3-6 tahun)
4. Awal SD (6-8 tahun)

Hakekat Anak Usia Dini
1. Usia dari lahir - 8 tahun
2. Proses tumbuh & kembang bersifat unik
3. Proses tumbuh & kembang diarahkan pada peletakan dasar yang tepat

Pengertian PAUD
1. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah "suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membnatu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut" (UU No 20 Th 2003, PS. 1, Butir 14)

Tujuan Umum PAUD
1. Membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan : "Fisik, intelektual, emosional, moral & agama" secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis & kompetitif.

Hakekat PAUD
1. Upaya menstimulasi, mengasuh & pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemapuan & keterampilan pada anak
2. Titik berat pada peletakan dasar pertumbuhan & perkembangan fisik, kecerdasan, daya cipta, emosi & spiritual
3. Penyelenggaraan PAUD disesuaikan dengan tahap perkembangan yang dilalui oleh AUD

PAUD di Indonesia sebagai pendatang baru
1. Walaupun direktorat PAUD (semula direktorat PADU) sudah lahir sejak tahun 2001, namun sesungguhnya PADU baru dinyatakan secara eksplisit dalam UU pada tahun 2003 (UU No. 20 Th 2003 tentang SISDIKNAS)
2. Ketentuan tentang PAUD dapat dilihat A.L. pada : 
    - Bab I (tentang ketetentuan umum), pasal 1 (butir 14);
    - Bab IV, bagian ketujuh tentang pendidikan anak usia dini, pasal 28 (ayat 1 s/d 6)

Ketetntuan tentang PAUD (Pasal 28 UU No. 20 Th 2003)
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar
2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggrakan melalui jalur pendidikan formal, informal, nonformal, dan/atau informal
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat
5. Pendidikan anak dini usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk endidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan
6. Ketentuan mengenai pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah

PAUD
1. Jalur Formal = Taman Kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau bentuk lain sederajat
2. Jalur Nonformal = Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain sederajat
3. Jalur Informal = Pendidikan Keluarga atau Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Lingkungan

PAUD merupakan pendidikan yang sangat fundamental
Mengapa ?
Apa yang diberikan Tuhan ketika anak baru lahir barulah berupa potensi, baik potensi fisik (jasmani dengan semua alat inderanya) maupun potensi non-fisik (akal, kalbu, dll). Potensi tersebut harus ditumbuhkembangkan melalui berbagai stimulasi/rangsangan.
Apa dasarnya ?
Berbagai hasil penelitian di bidang tumbuh-kembang anak membuktikan itu semua

Perkembangan kapasitas intelektual :
1. Mencapai 50% ketika anak berusia 4 tahun, 80% setelah anak berusia 8 tahun, dan genap 100% setelah anak berusia 18 tahun (Osborn, White, dan Bloom)
2. Apa artinya ? Bahwa usia dini (terutama 4 tahun ke bawah) jangan disia-siakan

Pembentukan SINAPS
1. Mulai kehamilan 23-25 minggu
2. Sampai 3 th : banyak dan cepat
3. Sinaps rontok : 2-14 th
4. Kepadatan sinaps anak (3-8 thn) : 2 x dewasa
5. Penurunan kepadatan sinaps : 8-18 th
*Sinaps = hubungan antar cabang sel otak; makin banyak sinaps, makin kompleks kemampuan anak

Kualitas SINAPS
1.Tergantung kualitas nutrisi (gizi) dan stimulasi (rangsangan) lingkungan
2. Stimulasi yang bagus : berulang, konsisten, bervariasi
3. Manfaat lingkungan yang kaya stimulasi :
    - meningkatkan percabangan dendrit (meningkatkan kemampuan kognitif)
    - meningkatkan proliferasi dan stabilitas sinaps
    - merubah sirkuit yang ada atau dengan membentuk sirkuit baru

Setiap anak memiliki potensi
1. Setiap anak normal memiliki kemungkinan genius=hidden excellence in personhood=manusia memiliki kemampuan untuk belajar yang tidak terbatas=perlu stimulasi yang tepat
2. Stimulasi otak harus dilakukan secara bersamaan dan seimbang antara otak kanan dan otak kiri=penting bagi pengembangan multiple intelligence
3. Kemampuan berkomunikasi merupakan pintu untuk meningkatkan kecerdasan= sehingga language acquisition device (piranti untuk berbahasa sejak lahir)harus dikembangkan sejak dini, bahkan sejak dalam kandungan, baik dengan lisan, isyarat maupun simbol-simbol

Stimulasi : Bermain aktif setiap hari, penuh kasih sayang, gembira, berulang, konsisten, bervariasi, tuntas (selesai)
1. Metoda : dengar, lihat, tiru / coba, diulang-ulang, tuntas
2. Yang dirangsang : sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional, kemandirian, kretivitas
3. Cara : rangsang suara, musik, getaran, perabaan, bicara, menyanyi, membaca, mencocokkan, membandingkan, menelompokkan, memecahkan masalah, encoret, menggambar, merangkai dll
4. Kapan : setiap kali berinteraksi dengan anak : menyusui, menidurkan, memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur dll

Peranan lingkungan sekitar anak dalam PAUD
1. Teori ekologi perkembangan anak (Bronfenbrenner,1979)
    - Perkembangan anak dipengaruhi oleh sistem interaksi yang kompleks dengan berabagi tingkatan lingkungan di sekitarnya
    - Lingkungan anak = interaksi yang saling berhubungan anatara di dalam dan di luar rumah, sekolah, tetangga

Perkembangan Anak
1. Perkembanagn Jasmani
2. Pada saat anak mencapai tahapan prasekolah (3-6 tahun) ada ciri yang jelas berbeda anatara anak usia bayi dan anak prasekolah. Perbedaannya terletak dalam  penampilan, [proporsi tubuh, berat, panjang badan dan keterampilan yang mereka miliki. Contohnya, pada anak prasekolah telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang dan memungkinkan bagi mereka melakukan berbagai keterampilan.

Perkembangan Kognitif
1. Perkembangan kognitif menunjukkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoondinasikan berbagai cara berpikir untuk menyeesaikan berbagai masalah dapat digunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan
2. Piaget perkembanagn kognitif terdiri dari empat tahapan perkembangan yaitu thapan sensorimotor, tahapan praoperasional, tahapan kongkret operasional dan formal operasional
3. Walaupun pada umumnya usia anak prasekolah dikaitkan dengan tahapan perkembangan dari Piaget, yakni tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun(, kecepatan perkembangan anak bersifat pribadi, tidak selalu sama untuk masing-masing anak.

Perkembangan bahasa
1. Anak prasekolah biasanya telah mampu mengembangkan keterampilan bicara melalui percakapan yang dapat memikat orang lain. Mereka dapat menggunakan bahasa dengan berbagai cara, anatar lain dengan bertanya, melakukan dialog dan menyanyi.
2. Sejak anak berusia dua tahun anak memiliki minat yang kuat untuk menyebut berbagai anam benda. Minat tersebut akan terus berlangsung dan meningkat yang sekaligus akan menambah perbendaharaan kata yang telag dimiliki
3. Hal-hal d sekotar anak akan mempunyai arti apabila anak mengenal nam diri; pengalaman-pengalaman dan situasi yang dihadapi anak akan mempunyai arti pula apabila anak mampu nmenggunakan kata-kata untuk menjelaskannya

Perkembangan Sosial Emosional
1. Masalah sosial emosional yang sering muncul pada anak usia sekolah antara lain adalah :
    - Rasa cemas yang berkepanjangan atau takut yang tidak sesuai
    - Kecenderungan depresi, permulaan dari sikap apatis dan menghindar dari orang-orang di lingkungannya
    - Sikap yang bermusuhan terhadap anak dan orang lain
    - Gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk
    - Gangguan makan, misalnya nafsu makan sangat menurun    


Intelegensi

Intelegensi
1. Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk
    - Mempelajari pengalaman baru
    - Menalar dengan baik
    - Menyelesaikan masalah dengan efektif
2. Seberapa baik seorang individu memanfaatkan kemampuan kognitif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Pendekatan terhadap intelegensi
1. General factor-specific factor
    - Francis Galton : pertama mempopulerkan istilah intelegnsi
  • Intelegensi adalah faktor umum tunggal yang merupakan dasar untuk kemampuan spesifik yang lain 
  • General factor-specific factor
    - Charles Spearman : general factor = g factor
    - Wechsler : menggunakan istilah g factor

Intelegensi = bukan faktor general tunggal melainkan kumpulan specific abilities = Ada orang yang menonjol dalam keterampilan kognitif tertentu, dibandingkan orang lain
1. L. Thurstone : Primary mental ability (7 kemampuan intelektual)
2. JP. Guilford : 150 kemampuan yang membentuk intelegensi
3. H. Gardner : ada berbagai kecerdasan yang dikendalikan oleh bagian otak yang berlainan

Gardner :
1. Linguistik/verbal
2. Logikal/metamatis
3. Musik
4. Spasial (artistik)
5. Kinestetik (atletik)
6. Interpersonal
7. Naturalistic (memahami)

Dasar biologis dari kecerdasan umum
1. Individu dengan kecerdasan umum yang tinggi memiliki kemampuan yang besar dalam membentuk neural connection antara axon dan dendrit

Fluid & crystalized intelligence
1. Fluid intelligence : "on-the-spot reasoning ability, a skill not basically dependent on our experience."
2. Fluid intelligence is measured by the performance subtasks on the Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
3. Fluid intellgience "reaches a peak in early adulthood and then regularly declines
4. Because of the physiological changes that accompany aging
5. Crystalized intelligence : "the extent to which a person has absorbed the content of culture."
6. Crystallized intelligence is measured by most of the verbal subtests of the Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS)
7. Because crystallized intelligence is based on learning and experience, it remains realtively stable over time

Pengukuran kecerdasan
1. Alfred Binet (1903-Paris)
2. Terman (AS) merevisi tes Binet : Stanford-Binet test
3. David Wechsler :
    - WISC-IV (Wechsler Intelligence Scale for Children, 4th edition)
    - WAIS-R (Wechsler Adult Intelligence Scale-revised)
4. Binet membuat item yang bisa dijawab oleh :
    - separuh anak dari kelompok usia tertentu
    - Sebagian kecil anak yang lebih tua
    - Sebagian kecil anak yang lebih muda
5. Sejumlah item tersebut diberikan kepada sejumlah besar subjek yang berbeda usia
6. Item disusun dari yang termudah hingga tersusah

Intelligence Quotient (IQ)
1. Definisi nteknis :
    MA/CA x 100
     - MA = mental age
     - CA = chronological age
2. Secara konvensional : skor tes intelegensi

Tes intelegensi yang baik ?
1. Standarisasi : tes disusun dengan cara yang sama untuk semua individu
2. Norma : memiliki norma yang digunakan sebagai acuan dasar dalam membandingkan nilai tes yang diperoleh
3. Objektif : tidak tergantung pada orang yang memberi nilai
4. Reliabel : menghasilkan nilai yang sama jika tes dilakukan pada situasi atau korektor yang berbeda
5. Valid : benar-benar mengukur intelegensi

Perbedaan intelegensi dipengaruhi oleh :
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Ras & etnis

Intelegensi bisa meningkat ?
1. James Flynn : rata-rata skor tes intelegensi meningkat dari generasi ke generasi = Flynn effect
    - Peningkatan kualitas nutrisi
    - Peningkatan level pendidikan
    - Lingkungan yang semakin kompleks

Skor intelegensi ekstrim
1. IQ < 70 = Retardasi mental :
    - 50-70 : MR ringan
    - 35-49 : MR sedang
    - 20-34 : MR berat
    - < 20 : MR sangat berat
2. Berbakat (gifted) : skor IQ tinggi dan kreatifitas tinggi

Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan

Pengertian Psikologi Pendidikan
1. Psikologi Pendidikan adalah bidang yang membantu pengajar atau proses pembelajaran serta memberi kontribusi untuk menghantar anak-anak meraih masa depan yang baik.
2. Psikologi Pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran di lingkungan pendidikan
3. 3 perintis terkemuka di awal sejarah psikologi pendidikan :
    - William James (memberikan anak info sedikit lebih tinggi)
    - John Dewey (harus aktif, harus bisa memecahkan masalah, dan semua anak berhak mendapat pendidikan)
    - E.L. Thorndike (Law of Effect)

Psikologi Pendidikan dan Teknologi
1. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat
2. Dampak positif dan negatif
3. Pendidikan harus mengikuti dan menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya
4. Perlu pengajar yang dapat berperan membentuk peserta didiknya menjadi generasi yang mampu meningkatkan kapasitas peserta didiknya untuk :
    - Mengembangkan kemampuan menemukan
    - Mengelola
    - Dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia nyata
5. Menurut PBB ada 4 pilar bidang pendidikan :
    - Learning to know
    - Learning to do
    - Learning to live together
    - Learning to be
6. Perlu kurikulum yang tepat
7. Desain kurikulum bergeser dari pendidikan konvensiona;l (pola tatap muka) mengarah pada desain kurikulum online (tidak harus tatap muka dan bertumpu pada pemanfaatan teknologi)

Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah
1. Psikologi pendidikan cenderung pada konten psikologi belajar, pengukuran dan pengambangan tes prestasi. Umumnya ada di perguruan tinggi, balitbang, dan diklat.
2. Psikologi sekolah cenderung berkonsentrasi pada kegiatan mendiagnostik permasalahan di lingkungan sekolah
3. Psikologi sekolah memiliki 3 tingkatan :
    - Tingkat psikodiagnostik
    - Tingkat klinis dan konseling
    - Tingkat industri dan organisasi

Psikologi proses belajar mengajar
1. Manajemen proses belajar mengajar atau pembelajaran adalah masalah pokok pada pendidikan
2. Oleh sebab itu psikologi pendidikan menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar atau pembelajaran

Pendekatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan
1. Berkaitan dengan proses belajar mengajar atau pembelajaran yang berhubungan dengan TIK ada 4 pendekatan yang dapat dijelaskan :
    - Emerging approach ; langkah awal. Sekolah memiliki perangkat (teacher centered)
    - Applying approach; TIK sudah mulai digunakan sebagai media bantu. (membuat tugas untuk pelajar sampai pada menegemen institusi)
    - Integrating approach; peserta didik bertanggung jawab untuk menguasai materi dan proses penilaian
    - Transforming approach; penggunaan TIK secara kreatif untuk mengevaluasi dan memperbaharui organisasi sekolah (learner-centered)

Mengajar; antara seni dan ilmu pengetahuan
1. Psikologi pendidikan memberikan dan juga membutuhkan pengetahuan melalui penelitian agar dapat diaplikasikan dalam situasi pembelajaran
2. Namun improvisasi dan spontanitas tetap merupakan suatu seni yang diperlukan dalam proses pembelajaran

Cara mengajar yang efektif
1. Pengetahuan dan keahlian professional
2. Penguasaan materi pembelajaran
3. Strategi pembelajaran
4. Penetapan tujuan dan keahlian perencanaan instruksional
5. Keahlian manajemen kelas
6. Keahlian motivasional
7. Keahlian komunikasi
8. Keahlian teknologi
9. Komitmen dan motivasi

Sedikit tentang e-learning
1. Sistem pendidikan berbasis dunia cyber disebut e-learning
2. Pergeseran sistem pendidikan berbasis tradisional (tatap muka) menjadi tidak dibatasi oleh ruang dan waktu
3. Berfokus pada proses learning (pembelajaran) menggunakan TIK bukan "e" elektroniknya
4. Kelebihannya :
    - Meningkatkan interaksi pembelajaran
    - Mempermudah interaksi pembelajaran dari mana dan kapan saja
    - Memiliki jangkauan yang lebih luas
    - Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran

Penelitian dalam psikologi pendidikan
1. Pengalaman didukung oleh informasi valid tentang cara terbaik untuk mengajar
2. Bersumber dari pribadi, pakar atau otoritas ahli

Pendekatan penelitian ilmiah
1. Memilah antara fakta dan khayalan dengan menggunakan cara tertentu untuk mendapatkan informasi secara akurat.
2. Penelitian ilmiah (objektif, sistematis dan dapat diuji)
3. Berlandaskan metode ilmiah (merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan serta merevisi kesimpulan dan teori penelitian)

Metode penelitian
1. Deskriptif
2. Korelasional
3. Eksperimental
4. Cross-sectional
5. Longitudinal
6. Evaluasi program
7. Aksi

Tantangan penelitian
1. Etika
2. Gender
3. Etnis dan kultur
4. Pelaporan penelitian / konsumen informasi

Pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi suatu life skills
1. Ilmu pengetahuan dan teknologi tahap eksplosi (ledakan)
2. Tidak semua bisa disampaikan melalui pembelajaran di sekolah/kampus
3. Perlu metode untuk mengantarkan peserta didik belajar mandiri dalam menerima ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal hidup dan kehidupannya
4. Kemampuan itu disebut kecakapan hidup (life skills)
    - Life skills akademis (tahu)
    - Life skills profesional (bisa)
    - Life skills sosial (hidup dengan orang lain)
    - Life skills personal (menjadi)

Sedikit tentang E-dukasi.net
1. Teknologi informasi untuk pembelajaran berbasis internett
2. Portal pendidikan yang menyediakan bahan belajar,fasilitas komunikasi, dan interaksi antar komunitas pendidikan
3. Salah satu media jaringan sekolah (school net) di Indonesia yang dikembangakn oleh Pustekkom dan Depdiknas
4. http://www.e-dukasi.net
5. Milis pustekkom@yahoogroups.com

Latar belakang e-dukasi net
1. Penggalangan dukungan dari lingkungan Depdiknas (Dikmenum, Dikmenjur) BPPT Telkom, penyelenggara jasa internet Indonesia, jaringan informasi sekolah, ICT Watch dan media massa.
2. Kajian ilmiah sejak 2002
    - Seminar e-learning
    - SDM, format sajian, pengembangan materi dll
3. Diluncurkan 12 Agustus 2003 ; pencanangan bulan telematika oleh Mendiknas dan Menkominfo