Kamis, 10 Mei 2012

Intelegensi

Intelegensi
1. Kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk
    - Mempelajari pengalaman baru
    - Menalar dengan baik
    - Menyelesaikan masalah dengan efektif
2. Seberapa baik seorang individu memanfaatkan kemampuan kognitif untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan

Pendekatan terhadap intelegensi
1. General factor-specific factor
    - Francis Galton : pertama mempopulerkan istilah intelegnsi
  • Intelegensi adalah faktor umum tunggal yang merupakan dasar untuk kemampuan spesifik yang lain 
  • General factor-specific factor
    - Charles Spearman : general factor = g factor
    - Wechsler : menggunakan istilah g factor

Intelegensi = bukan faktor general tunggal melainkan kumpulan specific abilities = Ada orang yang menonjol dalam keterampilan kognitif tertentu, dibandingkan orang lain
1. L. Thurstone : Primary mental ability (7 kemampuan intelektual)
2. JP. Guilford : 150 kemampuan yang membentuk intelegensi
3. H. Gardner : ada berbagai kecerdasan yang dikendalikan oleh bagian otak yang berlainan

Gardner :
1. Linguistik/verbal
2. Logikal/metamatis
3. Musik
4. Spasial (artistik)
5. Kinestetik (atletik)
6. Interpersonal
7. Naturalistic (memahami)

Dasar biologis dari kecerdasan umum
1. Individu dengan kecerdasan umum yang tinggi memiliki kemampuan yang besar dalam membentuk neural connection antara axon dan dendrit

Fluid & crystalized intelligence
1. Fluid intelligence : "on-the-spot reasoning ability, a skill not basically dependent on our experience."
2. Fluid intelligence is measured by the performance subtasks on the Wechsler Adult Intelligence Scale (WAIS)
3. Fluid intellgience "reaches a peak in early adulthood and then regularly declines
4. Because of the physiological changes that accompany aging
5. Crystalized intelligence : "the extent to which a person has absorbed the content of culture."
6. Crystallized intelligence is measured by most of the verbal subtests of the Weschler Adult Intelligence Scale (WAIS)
7. Because crystallized intelligence is based on learning and experience, it remains realtively stable over time

Pengukuran kecerdasan
1. Alfred Binet (1903-Paris)
2. Terman (AS) merevisi tes Binet : Stanford-Binet test
3. David Wechsler :
    - WISC-IV (Wechsler Intelligence Scale for Children, 4th edition)
    - WAIS-R (Wechsler Adult Intelligence Scale-revised)
4. Binet membuat item yang bisa dijawab oleh :
    - separuh anak dari kelompok usia tertentu
    - Sebagian kecil anak yang lebih tua
    - Sebagian kecil anak yang lebih muda
5. Sejumlah item tersebut diberikan kepada sejumlah besar subjek yang berbeda usia
6. Item disusun dari yang termudah hingga tersusah

Intelligence Quotient (IQ)
1. Definisi nteknis :
    MA/CA x 100
     - MA = mental age
     - CA = chronological age
2. Secara konvensional : skor tes intelegensi

Tes intelegensi yang baik ?
1. Standarisasi : tes disusun dengan cara yang sama untuk semua individu
2. Norma : memiliki norma yang digunakan sebagai acuan dasar dalam membandingkan nilai tes yang diperoleh
3. Objektif : tidak tergantung pada orang yang memberi nilai
4. Reliabel : menghasilkan nilai yang sama jika tes dilakukan pada situasi atau korektor yang berbeda
5. Valid : benar-benar mengukur intelegensi

Perbedaan intelegensi dipengaruhi oleh :
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan
3. Ras & etnis

Intelegensi bisa meningkat ?
1. James Flynn : rata-rata skor tes intelegensi meningkat dari generasi ke generasi = Flynn effect
    - Peningkatan kualitas nutrisi
    - Peningkatan level pendidikan
    - Lingkungan yang semakin kompleks

Skor intelegensi ekstrim
1. IQ < 70 = Retardasi mental :
    - 50-70 : MR ringan
    - 35-49 : MR sedang
    - 20-34 : MR berat
    - < 20 : MR sangat berat
2. Berbakat (gifted) : skor IQ tinggi dan kreatifitas tinggi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar